
Bila orangtua memutuskan untuk memasukkan anak ke sekolah (artikel lengkapnya bisa dibaca disini ya), kita perlu membantu agar anak lebih siap sekolah. Untuk anak yang mau masuk kelompok bermain dan taman kanak-kanak, apa sajakah tanda-tanda kesiapan sekolahnya?
Kesiapan sekolah bisa dilihat dari berbagai macam aspek, dari personal sosial, bahasa, kognitif, motorik, dan juga yang lebih mengarah pada akademis yaitu aspek baca tulis (tapi jangan buru-buru berpikir anak sudah harus bisa baca tulis yaa!). Untuk anak usia dini, lebih mengarah pada kemampuan prabaca dan pratulisnya kok. Simak lengkapnya di bawah ini yaa…
ASPEK PERSONAL SOSIAL
Kelompok Bermain | Taman Kanak-kanak |
|
|
ASPEK BAHASA
Kelompok Bermain | Taman Kanak-kanak |
|
|
ASPEK KOGNITIF
Kelompok Bermain | Taman Kanak-kanak |
|
|
ASPEK MOTORIK
Kelompok Bermain | Taman Kanak-kanak |
|
|
ASPEK BACA TULIS
Kelompok Bermain | Taman Kanak-kanak |
|
|
ASPEK BERHITUNG
Kelompok Bermain | Taman Kanak-kanak |
|
|
Kenapa sih anak perlu siap sekolah? Karena anak yang siap akan lebih senang dan nyaman bersekolah, bisa mengikuti proses belajar dengan lebih efektif, serta saat dewasa mengurangi tingkat putus sekolah. Bayangkan saja jika anak kita merupakan satu-satunya yang belum lulus toilet training dan masih sering mengompol, ini bisa mempengaruhi kepercayaan diri dan bagaimana interaksinya dengan teman sebaya. Atau, bagaimana ia mau belajar tentang berbagai konsep, bila fokus dan keterampilan mengikuti instruksinya sama sekali belum berkembang?
Nah, tapiiii…. siap sekolah itu ternyata bukan hanya untuk anak. Orangtua dan sekolah pun perlu siap! Dari sisi orangtua, siap sekolah berarti siap untuk melakukan apa yang perlu untuk mempermudah transisi anak. Misalnya, mempercepat waktu tidur malam sehingga anak tidak cranky saat bangun tidur dan bisa bangun lebih pagi untuk siap-siap berangkat sekolah. Saya pernah visitasi sekolah dimana seorang anak sering sekali telat datang ke sekolah, bisa 1 jam lebih. Sayang sekali bukan, bayangkan apa saja yang terlewatkan. Ini lebih menandakan ketidaksiapan orangtuanya daripada anaknya.
Di samping itu, orangtua juga harus siap untuk melibatkan diri dalam kegiatan sekolah. Hadir di pertemuan orangtua murid, turun tangan saat anak mendapat family project, dan berkomunikasi secara rutin dengan guru. Bila ada hal-hal di indikator kesiapan sekolah yang belum tercentang, orangtua pun perlu berusaha membantu anak agar lebih siap. Contoh, anak yang mau masuk Taman Kanak-kanak diharapkan sudah lepas popok, ya orangtua perlu melakukan toilet training di rumah.
Kalau sekolah yang siap seperti apa? Sekolah yang didirikan bukan hanya sekedar ada sumber daya finansial untuk membangun fasilitas, tetapi yang lebih penting jelas tujuannya, matang kurikulum dan metode pembelajarannya, serta sumber daya manusia yang berkualitas dan ramah anak. Sekolah juga, bersama dengan orangtua, wajib membantu anak yang sudah menjadi bagian dari sekolah tersebut agar lebih siap sekolah.
Pertanyaannya, apa kita siap membantu anak lebih siap?
Penulis: Orissa Anggita Rinjani, M.Psi
Referensi:
- UNICEF. 2012. School Readiness and Transitions: A companion to the Child Friendly Schools Manual
- Zero to Three. 2004. Getting Ready for Schools Begin at Birth: How to Help Your Children Learn in the Early Years. MetLife Foundation.
- Understanding Families Engagement Outcomes: Research to Practice Series. 2013. https://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/hslc/tta-system/family/docs/rtp-series-families-as-lifelong-educators.pdf
- https://childdevelopment.com.au/areas-of-concern/school-readiness/
- https://childdevelopment.com.au/resources/child-development-charts/school-readiness-preparation-tasks-activities/
- http://www.leapfrog.com/en-us/learning-path/articles/preschool-skills-checklist
http://www.leapfrog.com/en-us/learning-path/articles/kindergarten-skills-checklist